Selasa, 25 Maret 2008

semoga khusnul khatimah /layu -layu

26 Maret 2008 M/ 18 Rabi'ul awal 1429 ,rabu.

innalillahi wainnailaihi raaj'un.....eyang kakung  selamat jalan ...

tahajud eyang dipenghujung malam menyambut sang Izroil...menjemput eyang mengahadap Sang Pemilik Jiwa.

Adzan subuh mengiringimu mengahadap Allah Subhanahu wata'ala..... semoga khusnul khatimah.

Allahumaghfirlahu ..farhamhu...wa'afihi wa'fu'anhu..wa akrim nuzulahu....wawasi'madh khalahu...waghsilhu bil ma'i wassalji...walbaradi....amin.

(eyang kakung  Tugimin Setyo Subroto, 71 th...foto.ketika bersiap mengantar kami ke bandara adisucipto awal januari 2008 )

 

Rabu, 19 Maret 2008

yaki tori/sate ayam

Rating:
Category:Other
yaki tori adalah salah satu menu yang banyak di jual ketika ada" matsuri event" dijepang ini. Dan kami hanya bisa mencium bau harum yaki tori, tanpa membelinya^_^. Dan dari rumah biasanya ummi siapkan yaki tori made in ummi ^_^.

bahan:
ayam bonless/daging ayam, cuci dan potong potong kecil
tusuk sate beli di toko 100 yen
bakaran sate beli di toko 100 yen

bumbu:
bawang bombai diparut
bawang putih diparut
bubuk ketumbar/coriander
kecap manis
kecap asin/shoyu (gak pakai juga gpp)
shio kosyou/garam merica

cara:
tusuk daging ayam sisihkan.

semua bumbu dicampur encerkan dengan air sedikit, cicipi rasa bumbu. bila sudah pas rasa asin manisnya celup tusukan daging ayam dalam bumbu.
bakar di pembakaran kompor gas. setelah setengah matang, pindah ke pembakaran sate yg diatas api kompor gas.

jangan lupa buka jendela dan nyalakan kipas dapur^_^ agar bau sate cepat keluar rumah...te,,sate..sate...eh..yaki tori^_^ anak anak pun serasa makan yaki tori ala matsuri.

ebi hotate guratan (gratin)

Rating:
Category:Other
jika di kulkas masih ada gyunyu/susu segar yang hampir habis tanggal konsumsinya...^_^ coba masak guratan saja. trio S pasti suka ^_^

bahan:
macaroni pasta 100gr
ebi hotate(udang dan tiram ) yg di frozen secukupnya----> suka suka bisa diganti dg sosis sadia diiris iris
susu segar/gyunyu 300ml
terigu 1/2 cup
butter 20 gr
keju slice 2 lembar -potongpotong
keju parmesan untuk ditaburkan
shio kosyou/ garam merica secukupnya
hon dashi sari ikan sedikit

cara:
rebus macaroni...sisihkan ...(biar gak menggumpal ketika merebus beri sedikit garam dan minyak olive, setalah makaroni empuk tiriskan siram dg air dingin( rendam dg air dingin)

siapkan wajan anti lengket, panaskan diatas kompor dg api kecil, masukkan butter,setelah cair,masukkan ebi dan hotate, aduk dan masukkan terigu yang sdh dilarutkan dalam susu cair aduk2 ,masukan macaroni , shiokosyo,dashi dan keju, aduk aduk terus hingga kental .matikan api kompor.

pindah ke pinggan tahan panas/pirex /piring keramik...taburkan keju parmesan. panggang dalam oven 15 menit 200 derajat atau set microwave di menu guratan.

siap dihidangkan untuk 3 orang anak ku ^_^ atau ber-2 dengan suamiku ^_^

Selasa, 18 Maret 2008

chiken katsu

Rating:
Category:Other
Di jepang banyak sekali dijumpai restoran katsu , tapi banyakan katsu itu be-a be-i ^_^...jadi perlu disiasati masak sendiri chiken kastu ayam halal ^_^

bahan: ayam bonless/tanpa tulang, buang kulit nya.
bisa juga ayam bulet ambil daging dadanya.

telur
tepung terigu
air
panko/tepung roti
minyak goreng

shiokosyou/garam merica.
tsuyu

caranya:
daging ayam setelah dicuci/potong seperlunya( boleh 1lembar dibagi 2 atau 3) sedikit kerat dg pisau atau tusuk2 dg garpu. kemudian taburi shiokosyou..diamkan..

teluar ayam dikocok dlm bowl/baskom, tambahkan tepung terigu dan air -aduk2 hingga mendapatkan adonan kental. siapkan tepung roti di piring dan wajan dg minyak yg cukup dipanaskan diatas kompor.
setelah minyak panas...ayam dicelupkan ke adonan kental telur terigu kemudian digulingkan di piring tepung panir/panko/tepung roti..lalu goreng hingga tercelup minyak dan matang. angkat.

sajikan dg dipotong-potong...boleh disiram tsuyu dan lalapan kol yang diiris halus.Makan dengan nasi putih hangat ^_^

Minggu, 16 Maret 2008

Agar Pernikahan Membawa Berkah

Agar Pernikahan Membawa Berkah
Oleh: Tim dakwatuna.com

Di saat seseorang melaksanakan aqad pernikahan, maka ia akan mendapatkan banyak ucapan do’a dari para undangan dengan do’a keberkahan sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW; “Semoga Allah memberkahimu, dan menetapkan keberkahan atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” Do’a ini sarat dengan makna yang mendalam, bahwa pernikahan seharusnya akan mendatangkan banyak keberkahan bagi pelakunya. Namun kenyataannya, kita mendapati banyak fenomena yang menunjukkan tidak adanya keberkahan hidup berumah tangga setelah pernikahan, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan keluarga du’at (kader dakwah). Wujud ketidakberkahan dalam pernikahan itu bisa dilihat dari berbagai segi, baik yang bersifat materil ataupun non materil.

Munculnya berbagai konflik dalam keluarga tidak jarang berawal dari permasalahan ekonomi. Boleh jadi ekonomi keluarga yang selalu dirasakan kurang kemudian menyebabkan menurunnya semangat beramal/beribadah. Sebaliknya mungkin juga secara materi sesungguhnya sangat mencukupi, akan tetapi melimpahnya harta dan kemewahan tidak membawa kebahagiaan dalam pernikahannya.

Seringkali kita juga menemui kenyataan bahwa seseorang tidak pernah berkembang kapasitasnya walau pun sudah menikah. Padahal seharusnya orang yang sudah menikah kepribadiannya makin sempurna; dari sisi wawasan dan pemahaman makin luas dan mendalam, dari segi fisik makin sehat dan kuat, secara emosi makin matang dan dewasa, trampil dalam berusaha, bersungguh-sungguh dalam bekerja, dan teratur dalam aktifitas kehidupannya sehingga dirasakan manfaat keberadaannya bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

Realitas lain juga menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, sering muncul konflik suami isteri yang berujung dengan perceraian. Juga muncul anak-anak yang terlantar (broken home) tanpa arahan sehingga terperangkap dalam pergaulan bebas dan narkoba. Semua itu menunjukkan tidak adanya keberkahan dalam kehidupan berumah tangga.

Memperhatikan fenomena kegagalan dalam menempuh kehidupan rumah tangga sebagaimana tersebut di atas, sepatutnya kita melakukan introspeksi (muhasabah) terhadap diri kita, apakah kita masih konsisten (istiqomah) dalam memegang teguh rambu-rambu berikut agar tetap mendapatkan keberkahan dalam meniti hidup berumah tangga ?

1. Meluruskan niat/motivasi (Ishlahun Niyat)

Motivasi menikah bukanlah semata untuk memuaskan kebutuhan biologis/fisik. Menikah merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT sebagaimana diungkap dalam Alqur’an (QS. Ar Rum:21), sehingga bernilai sakral dan signifikan. Menikah juga merupakan perintah-Nya (QS.An-Nur:32) yang berarti suatu aktifitas yang bernilai ibadah dan merupakan Sunnah Rasul dalam kehidupan sebagaimana ditegaskan dalam salah satu hadits : “Barangsiapa yang dimudahkan baginya untuk menikah, lalu ia tidak menikah maka tidaklah ia termasuk golonganku” (HR.At-Thabrani dan Al-Baihaqi). Oleh karena nikah merupakan sunnah Rasul, maka selayaknya proses menuju pernikahan, tata cara (prosesi) pernikahan dan bahkan kehidupan pasca pernikahan harus mencontoh Rasul. Misalnya saat hendak menentukan pasangan hidup hendaknya lebih mengutamakan kriteria ad Dien (agama/akhlaq) sebelum hal-hal lainnya (kecantikan/ketampanan, keturunan, dan harta); dalam prosesi pernikahan (walimatul ‘urusy) hendaknya juga dihindari hal-hal yang berlebihan (mubadzir), tradisi yang menyimpang (khurafat) dan kondisi bercampur baur (ikhtilath). Kemudian dalam kehidupan berumah tangga pasca pernikahan hendaknya berupaya membiasakan diri dengan adab dan akhlaq seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.

Menikah merupakan upaya menjaga kehormatan dan kesucian diri, artinya seorang yang telah menikah semestinya lebih terjaga dari perangkap zina dan mampu mengendalikan syahwatnya. Allah SWT akan memberikan pertolong-an kepada mereka yang mengambil langkah ini; ” Tiga golongan yang wajib Aku (Allah) menolongnya, salah satunya adalah orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.” (HR. Tarmidzi)

Menikah juga merupakan tangga kedua setelah pembentukan pribadi muslim (syahsiyah islamiyah) dalam tahapan amal dakwah, artinya menjadikan keluarga sebagai ladang beramal dalam rangka membentuk keluarga muslim teladan (usrah islami) yang diwarnai akhlak Islam dalam segala aktifitas dan interaksi seluruh anggota keluarga, sehingga mampu menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi masyarakat sekitarnya. Dengan adanya keluarga-keluarga muslim pembawa rahmat diharapkan dapat terwujud komunitas dan lingkungan masyarakat yang sejahtera.

2. Sikap saling terbuka (Mushorohah)

Secara fisik suami isteri telah dihalalkan oleh Allah SWT untuk saling terbuka saat jima’ (bersenggama), padahal sebelum menikah hal itu adalah sesuatu yang diharamkan. Maka hakikatnya keterbukaan itu pun harus diwujudkan dalam interaksi kejiwaan (syu’ur), pemikiran (fikrah), dan sikap (mauqif) serta tingkah laku (suluk), sehingga masing-masing dapat  secara utuh mengenal hakikat kepribadian suami/isteri-nya dan dapat memupuk sikap saling percaya (tsiqoh) di antara keduanya.

Hal itu dapat dicapai bila suami/isteri saling terbuka dalam segala hal menyangkut perasaan dan keinginan, ide dan pendapat, serta sifat dan kepribadian. Jangan sampai terjadi seorang suami/isteri memendam perasaan tidak enak kepada pasangannya karena prasangka buruk, atau karena kelemahan/kesalahan yang ada pada suami/isteri. Jika hal yang
demikian terjadi hal yang demikian, hendaknya suami/isteri segera introspeksi (bermuhasabah) dan mengklarifikasi penyebab masalah atas dasar cinta dan kasih sayang, selanjutnya mencari solusi bersama untuk penyelesaiannya. Namun apabila perasaan tidak enak itu dibiarkan maka dapat menyebabkan interaksi suami/isteri menjadi tidak sehat dan potensial menjadi sumber konflik berkepanjangan.

3. Sikap toleran (Tasamuh)

Dua insan yang berbeda latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan pengalaman hidup bersatu dalam pernikahan, tentunya akan menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam cara berfikir, memandang suatu permasalahan, cara bersikap/bertindak, juga selera (makanan, pakaian, dsb). Potensi perbedaan tersebut apabila tidak disikapi dengan sikap toleran (tasamuh) dapat menjadi sumber konflik/perdebatan. Oleh karena itu masing-masing suami/isteri harus mengenali dan menyadari kelemahan
dan kelebihan pasangannya, kemudian berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan memupuk kelebihannya. Layaknya sebagai pakaian (seperti yang Allah sebutkan dalam QS. Albaqarah:187), maka suami/isteri harus mampu mem-percantik penampilan, artinya berusaha memupuk kebaikan yang ada (capacity building); dan menutup aurat artinya berupaya meminimalisir kelemahan/kekurangan yang ada.

Prinsip “hunna libasullakum wa antum libasullahun (QS. 2:187) antara suami dan isteri harus selalu dipegang, karena pada hakikatnya suami/isteri telah menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipandang secara terpisah. Kebaikan apapun yang ada pada suami merupakan kebaikan bagi isteri, begitu sebaliknya; dan kekurangan/ kelemahan apapun yang ada pada suami merupakan kekurangan/kelemahan bagi isteri, begitu sebaliknya; sehingga muncul rasa tanggung jawab bersama untuk memupuk kebaikan yang ada dan memperbaiki kelemahan yang ada.

Sikap toleran juga menuntut adanya sikap mema’afkan, yang meliputi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (1) Al ‘Afwu yaitu mema’afkan orang jika memang diminta, (2) As-Shofhu yaitu mema’afkan orang lain walaupun tidak diminta, dan (3) Al-Maghfirah yaitu memintakan ampun pada Allah untuk orang lain. Dalam kehidupan rumah tangga, seringkali sikap ini belum menjadi kebiasaan yang melekat, sehingga kesalahan-kesalahan kecil dari pasangan suami/isteri kadangkala menjadi awal konflik yang berlarut-larut. Tentu saja “mema’afkan” bukan berarti “membiarkan” kesalahan terus terjadi, tetapi mema’afkan berarti berusaha untuk memberikan perbaikan dan peningkatan.

4. Komunikasi (Musyawarah)

Tersumbatnya saluran komunikasi suami-isteri atau orang tua-anak dalam kehidupan rumah tangga akan menjadi awal kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Komunikasi sangat penting, disamping akan meningkatkan jalinan cinta kasih juga menghindari terjadinya kesalahfahaman.

Kesibukan masing-masing jangan sampai membuat komunikasi suami-isteri atau orang tua-anak menjadi terputus. Banyak saat/kesempatan yang bisa dimanfaatkan, sehingga waktu pertemuan yang sedikit bisa memberikan kesan yang baik dan mendalam yaitu dengan cara memberikan perhatian (empati), kesediaan untuk mendengar, dan memberikan respon berupa jawaban atau alternatif solusi. Misalnya saat bersama setelah menunaikan shalat berjama’ah, saat bersama belajar, saat bersama makan malam, saat
bersama liburan (rihlah), dan saat-saat lain dalam interaksi keseharian, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan sarana telekomunikasi berupa surat, telephone, email, dsb.

Alqur’an dengan indah menggambarkan bagaimana proses komunikasi itu berlangsung dalam keluarga Ibrahim As sebagaimana dikisahkan dalam QS.As-Shaaffaat:102, yaitu : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata; Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu, Ia menjawab; Hai Bapakku, kerjakanlah apayang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar”.

Ibrah yang dapat diambil dalam kisah tersebut adalah adanya komunikasi yang timbal balik antara orang tua-anak, Ibrahim mengutarakan dengan bahasa dialog yaitu meminta pendapat pada Ismail bukan menetapkan keputusan, adanya keyakinan kuat atas kekuasaan Allah, adanya sikap tunduk/patuh atas perintah Allah, dan adanya sikap pasrah dan tawakkal kepada Allah; sehingga perintah yang berat dan tidak logis tersebut dapat terlaksana dengan kehendak Allah yang menggantikan Ismail dengan seekor kibas yang sehat dan besar.

5. Sabar dan Syukur

Allah SWT mengingatkan kita dalam Alqur’an surat At Taghabun ayat 14: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu mema’afkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Peringatan Allah tersebut nyata dalam kehidupan rumah tangga dimana  sikap dan tindak tanduk suami/istri dan anak-anak kadangkala menunjukkan sikap seperti seorang musuh, misalnya dalam bentuk menghalangi-halangi langkah dakwah walaupun tidak secara langsung, tuntutan uang belanja yang nilainya di luar kemampuan, menuntut perhatian dan waktu yang lebih, prasangka buruk terhadap suami/isteri, tidak merasa puas dengan pelayanan/nafkah yang diberikan isteri/suami, anak-anak yang aktif dan
senang membuat keributan, permintaan anak yang berlebihan, pendidikan dan pergaulan anak, dan sebagainya. Jika hal-hal tersebut tidak dihadapi dengan kesabaran dan keteguhan hati, bukan tidak mungkin akan membawa pada jurang kehancuran rumah tangga.

Dengan kesadaran awal bahwa isteri dan anak-anak dapat berpeluang menjadi musuh, maka sepatutnya kita berbekal diri dengan kesabaran. Merupakan bagian dari kesabaran adalah keridhaan kita menerima kelemahan/kekurangan pasangan suami/isteri yang memang diluar kesanggupannya. Penerimaan terhadap suami/isteri harus penuh sebagai
satu “paket”, dia dengan segala hal yang melekat pada dirinya, adalah dia yang harus kita terima secara utuh, begitupun penerimaan kita kepada anak-anak dengan segala potensi dan kecenderungannya. Ibaratnya kesabaran dalam kehidupan rumah tangga merupakan hal yang fundamental (asasi) untuk mencapai keberkahan, sebagaimana ungkapan bijak berikut:”Pernikahan adalah Fakultas Kesabaran dari Universitas Kehidupan”. Mereka yang lulus dari Fakultas Kesabaran akan meraih banyak keberkahan.

Syukur juga merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan berumah tangga. Rasulullah mensinyalir bahwa banyak di antara penghuni neraka adalah kaum wanita, disebabkan mereka tidak bersyukur kepada suaminya.

Mensyukuri rezeki yang diberikan Allah lewat jerih payah suami seberapapun besarnya dan bersyukur atas keadaan suami tanpa perlu membanding-bandingkan dengan suami orang lain, adalah modal mahal dalam meraih keberkahan; begitupun syukur terhadap keberadaan anak-anak dengan segala potensi dan kecenderungannya, adalah modal masa depan yang harus dipersiapkan.

Dalam keluarga harus dihidupkan semangat “memberi” kebaikan, bukan semangat “menuntut” kebaikan, sehingga akan terjadi surplus kebaikan. Inilah wujud tambahnya kenikmatan dari Allah, sebagaimana firmannya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. Ibrahim:7).

Mensyukuri kehadiran keturunan sebagai karunia Allah, harus diwujudkan dalam bentuk mendidik mereka dengan pendidikan Rabbani sehingga menjadi keturunan yang menyejukkan hati. Keturunan yang mampu mengemban misi risalah dien ini untuk masa mendatang, maka jangan pernah bosan untuk selalu memanjatkan do’a:

Ya Rabb kami karuniakanlah kami isteri dan keturunan yang sedap dipandang mata, dan jadikanlah kami pemimpin orang yang bertaqwa.

Ya Rabb kami karuniakanlah kami anak-anak yang sholeh.

Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang baik.

Ya Rabb kami karuniakanlah kami dari sisi Engkau keturunan yang Engkau Ridha-i.

Ya Rabb kami jadikanlah kami dan keturunan kami orang yang mendirikan shalat.

Do’a diatas adalah ungkapan harapan para Nabi dan Rasul tentang sifat-sifat (muwashshofat) ketuturunan (dzurriyaat) yang diinginkan, sebagaimana diabadikan Allah dalam Alqur’an (QS. Al-Furqon:74; QS. Ash-Shaafaat:100 ; QS.Al-Imran:38; QS. Maryam: 5-6; dan QS. Ibrahim:40).

Pada intinya keturun-an yang diharapkan adalah keturunan yang sedap dipandang mata (Qurrota a’yun), yaitu keturunan yang memiliki sifat penciptaan jasad yang sempurna (thoyyiba), ruhaniyah yang baik (sholih), diridhai Allah karena misi risalah dien yang diperjuangkannya (wali radhi), dan senantiasa dekat dan bersama Allah (muqiimash-sholat).

Demikianlah hendaknya harapan kita terhadap anak, agar mereka memiliki muwashofaat tersebut, disamping upaya (ikhtiar) kita memilihkan guru/sekolah yang baik, lingkungan yang sehat, makanan yang halal dan baik (thoyyib), fasilitas yang memadai, keteladanan dalam keseharian, dsb; hendaknya kita selalu memanjatkan do’a tersebut.

6. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)

Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)

Sikap yang santun dan bijak dari seluruh anggota keluarga dalam interaksi kehidupan berumah tangga akan menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Suasana yang demikian sangat penting untuk perkembangan kejiwaan (maknawiyah) anak-anak dan pengkondisian suasana untuk betah tinggal di rumah.

Ungkapan yang menyatakan “Baiti Jannati” (Rumahku Syurgaku) bukan semata dapat diwujudkan dengan lengkapnya fasilitas dan luasnya rumah tinggal, akan tetapi lebih disebabkan oleh suasana interaktif antara suami-isteri dan orang tua-anak yang penuh santun dan bijaksana, sehingga tercipta kondisi yang penuh keakraban, kedamain, dan cinta kasih.

Sikap yang santun dan bijak merupakan cermin dari kondisi ruhiyah yang mapan. Ketika kondisi ruhiyah seseorang labil maka kecenderungannya ia akan bersikap emosional dan marah-marah, sebab syetan akan sangat mudah mempengaruhinya. Oleh karena itu Rasulullah saw mengingatkan secara berulang-ulang agar jangan marah (Laa tagdlob). Bila muncul amarah karena sebab-sebab pribadi, segeralah menahan diri dengan beristigfar dan mohon perlindungan Allah (ta’awudz billah), bila masih merasa marah hendaknya berwudlu dan mendirikan shalat. Namun bila muncul marah karena sebab orang lain, berusahalah tetap menahan diri dan berilah ma’af, karena Allah menyukai orang yang suka mema’afkan. Ingatlah, bila karena sesuatu hal kita telanjur marah kepada anak/isteri/suami, segeralah minta ma’af dan berbuat baiklah sehingga kesan (atsar) buruk dari marah
bisa hilang. Sesungguhnya dampak dari kemarahan sangat tidak baik bagi jiwa, baik orang yang marah maupun bagi orang yang dimarahi.

7. Kuatnya hubungan dengan Allah (Quwwatu shilah billah)

Hubungan yang kuat dengan Allah dapat menghasilkan keteguhan hati (kemapanan ruhiyah), sebagaimana Allah tegaskan dalam QS. Ar-Ra’du:28. “Ketahuilah dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang”. Keberhasilan dalam meniti kehidupan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh keteguhan hati/ketenangan jiwa, yang bergantung hanya kepada Allah saja (ta’alluq billah). Tanpa adanya kedekatan hubungan dengan Allah, mustahil seseorang dapat mewujudkan tuntutan-tuntutan besar dalam kehidupan rumah tangga. Rasulullah saw sendiri selalu memanjatkan do’a agar mendapatkan keteguhan hati: “Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa’ala thoo’atika” (wahai yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta’ati-Mu).

Keteguhan hati dapat diwujudkan dengan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah), sehingga ia merasakan kebersamaan Allah dalam segala aktifitasnya (ma’iyatullah) dan selalu merasa diawasi Allah dalam segenap tindakannya (muraqobatullah). Perasaan tersebut harus dilatih dan ditumbuhkan dalam lingkungan keluarga, melalui pembiasaan keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah secara bertahap dan dimutaba’ah bersama, seperti : tilawah, shalat tahajjud, shaum, infaq, do’a, ma’tsurat, dll. Pembiasaan dalam aktifitas tersebut dapat menjadi sarana menjalin keakraban dan persaudaraan (ukhuwah) seluruh anggota keluarga, dan yang penting dapat menjadi sarana mencapai taqwa dimana Allah swt menjamin orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ath-Thalaaq: 2-3.

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan bagi-nya jalan keluar (solusi) dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan) nya.”

Wujud indahnya keberkahan keluarga

Keberkahan dari Allah akan muncul dalam bentuk kebahagiaan hidup berumah tangga, baik kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di dunia, boleh jadi tidak selalu identik dengan kehidupan yang mewah dengan rumah dan perabotan yang serba lux. Hati yang selalu tenang (muthma’innah), fikiran dan perasaan yang selalu nyaman adalah bentuk kebahagiaan yang tidak bisa digantikan dengan materi/kemewahan.

Kebahagiaan hati akan semakin lengkap jika memang bisa kita sempurnakan dengan 4 (empat) hal seperti dinyatakan oleh Rasulullah, yaitu : (1) Isteri yang sholihah, (2) Rumah yang luas, (3) Kendaraan yang nyaman, dan (4) Tetangga yang baik.

Kita bisa saja memanfaatkan fasilitas rumah yang luas dan kendaraan yang nyaman tanpa harus memiliki, misalnya di saat-saat rihlah, safar, silaturahmi, atau menempati rumah dan kendaraan dinas. Paling tidak keterbatasan ekonomi yang ada tidak sampai mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, karena pemilik hakiki adalah Allah swt yang telah menyediakan syurga dengan segala kenikmatan yang tak terbatas bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, dan menjadikan segala apa yang ada di dunia ini sebagai cobaan.

Kebahagiaan yang lebih penting adalah kebahagiaan hidup di akhirat, dalam wujud dijauhkannya kita dari api neraka dan dimasukkannya kita dalam syurga. Itulah hakikat sukses hidup di dunia ini, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Imran : 185

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Selanjutnya alangkah indahnya ketika Allah kemudian memanggil dan memerintahkan kita bersama-sama isteri/suami dan anak-anak untuk masuk kedalam syurga; sebagaimana dikhabarkan Allah dengan firman-Nya:

“Masuklah kamu ke dalam syurga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”. (QS, Az-Zukhruf:70)

“Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka dengan mereka (di syurga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thuur:21).

Inilah keberkahan yang hakiki. [*]



 

hari ini sebelas tahun yang lalu ^_^

Bapakku menangis bahagia dengan sejuta doa,melepaskan perwaliannya atasku kepada seorang pria yang mengucapkan sumpahnya dihadapan penghulu. Pria itu mengajakku menggenapkan separuh dari agamaku. Mengajakku meniti bersama dalam kehidupan rumah tangga.

Dalam upacara akad nikah dilanjutkan walimatul 'urusy yang sederhana,barulah  pria itu bisa melihatku dengan dekat dan duduk disampingku..dan pria itupun bergumam " oh ini yah istriku" ^_^ 

Memang kami menikah karena dijodohkan, bukan karena pacaran dulu. Kuno ? hehe gak ah.. pede aja lagi  ^_^... Kami memang pernah satu SMA tapi tak pernah kenal dalam arti sering berinteraksi . Dalam ingatan ku hanya sekali waktu pernah ketemu dalam jarak dekat yang namanya Edy Marwanta ketika acara Ramadhan SMA . Ketika aku ingin ijin pulang lebih  dulu, karena esok hari ulangan matematika, dan PR belum selesai. Ketua Rohis  SMA ku minta aku mengerjakan PR disitu juga,biar nanti diteliti oleh si jago matematika ^_^  Edy Marwanta.

Selepas akad ,tiba tiba ada seorang kakek yang mendekati simbah putriku....oh itu kakek suamiku.  Dan ternyata mereka berdua bernostalgia jaman penjajahan belanda . Simbah kakung dan simbah putriku mengungsi ke Bayat dan ditolong oleh pak Lurah yang tak lain adalah simbah kakung suamiku....dan kakek itu pun berkata:"bu ..cucu saya dapat cucu panjenengan"^_^

Sore hari..Aku kikuk dengan datangnya pria yg baru kukenal ini....Kucari -cari mas kandungku semata wayang,yang jauh-jauh datang dari Bandung. Akan kuajak ngobrol bertiga biar lebih asyik dan meramaikan suasana. Tapi ternyata masku sudah melaju dengan bis antar kota yang membawanya kembali ke kota parahyangan.Dan aku pun kebingungan ^_^

Untuk membuka perkenalan dengan suamiku kubuka kembali album foto keluargaku,mulai kubercerita satu persatu tentang gambar di album foto itu...dan...ketemukan foto bapak mertuaku jaman masih muda dulu berdampingan dengan bapakku, ketika bapakku Kuliah Kerja Nyata di  sebuah desa di kampung Bayat.Aku jadi teringat masa kecilku menjenguk bapak yang sedang KKN di kampung Jambakan ,Bayat.

Ini hanya sekelumit cerita hari ini sebelas tahun yang lalu.... selepas akad..sehari,duahari.... sepekan,duapekan..sebulan... setahun.. dua ,tiga..........sampai kini di tahun ke sebelas pernikahan kami.  Semoga kami semakin dapat menyelami akan hakekat kehidupan ini yaitu bagaikan melakukan sebuah perjalanan (trip) yang pasti memerlukan perbekalan untuk mencapai tujuan.

Perjalanan kehidupan di kampung dunia untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya perbelakan menuju tempat tujuan yaitu kampung akhirat.

==============================================================

NASEHAT UNTUK RUMAH TANGGA

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tetapi carilah ibu
bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami, tetapi carilah ayah
bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang
tua/wali si gadis,
tetapi meminta kepada Allah melalui
orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan
penghulu,
tetapi menikah di hadapan Allah

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang
untuk mendo’akan
anda, karena anda harus berfikir untuk
mengundang mereka
semua dan meminta maaf apabila anda
berfikir untuk
BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah
sepasang anak
manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui
tidak melalui jalan
bertabur bunga, tetapi juga semak belukar yang
penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi
sebaliknya justru
semakin erat berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami)
isteri dan anak anda,
tetapi cintailah isteri atau suami anda
100% dan
cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka
lebar berbanding
lurus
dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup
yang setia
mendampingi
kita semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri
tetapi jangan lupa
untuk
bangkit secara bertanggung jawab apabila
isteri
membutuhkan pertolongan Anda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan
lemah lembut, tetapi
selalu berhasil menyelesaikan semua
pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua
yang baik adalah
orang
tua yang tidak pernah marah kepada anak,
karena orang tua
yang baik adalah orang tua yang jujur
kepada anak ..

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang
anakpun yang tidak mau
bekerjasama dengan orangtua, yang ada
adalah anak yang
merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang
berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

Semoga…… …

Semoga diriku & dirimu termasuk hamba yang disayang oleh-Nya..”

 taken from : http://bambangsupratman.wordpress.com/

dr empi nya oom Achmad http://achmadf.multiply.com/journal/item/80

 

 

 

Jumat, 14 Maret 2008

catatan akhir klas 3 SD

Said ahmad Farras sulungku, bulan september tahun ini menjelang 10 tahun usianya. Dimana dalam Islam 10 tahun sudah mulai harus disuruh sholat 5 kali dalam sehari bila tidak mau maka boleh dipukul ^_^  . Said sudah mulai serius disuruh sholat ketika  umur 7 tahun.Sedikit sedikit bertambah mengerti akan kewajiban  sholatnya. Dan berjanji akan sholat dhuhur di sekolah mulai usia 10 tahun nanti.Karena selam ini sering masih dirapel dirumah ketika sholat ashar ^_^.

Alhamdulillah  sepulang liburan dari indonesia dan khitan  akhir 2007 s/d awal januari 2008 ,ada yg berbeda...setiap hari said bangun pagi.. tanpa dibangunkan abi dan umminya malah kadang bangun kepagian ^_^ karena musim dingin bangun jam 5 belum masuk subuh ^_^.Malam lebih panjang daripada siang.jadi  Said sudah mulai sholat subuh berjamaah dengan abi dan umminya.

Juga sudah mulai  kritis dengan keadaan dan lingkungan sekitar. Sudah bisa membandingkan dan memilih mana yang baik dan yang tidak baik. Tapi walo begitu sifat kekanakan nya dan keisengannya kadang muncul juga ^_^ namanya juga anak-anak.

Kadang kalau aku belum siap dengan lauk pauk jam makan, Said sudah bisa masak tamago yaki sendiri, cuma aku masih khawatir dengan cara Said menyalakan api kompor gas kami yang sudah dimakan usia itu ^_^..Jadi aku bantu menyalakan kompor dan aku selalu berpesan jangan nyalakan kompor sendiri bila abi dan ummi tidak dirumah.Berbahaya.

Mengaji dan menghapal surat surat pendek  secara bergantian,sedikit sedikit mulai bertambah walau kadang lafalnya masih terpengaruh logat bahasa jepangnya. Semoga saja dengan bertambah usia bertambah pula kefahamannya semakin baik makhrajnya.

Belajar membaca dan menulis huruf Romawi masih harus ditingkatkan lagi,mungkin belum kutemukan metode yang pas buat Sulungku ini...atau karena aku ibunya kurang telaten mengajarkan...karena belum begitu diperlukan^_^ ( padahal sudah sejak Said usia 3 tahun mulai kukenalkan  baca tulis romawi *hiks*....x_x...). Anak SD jepang baru diajarkan menulis huruf romawi ketika kelas 3 .

Aku banyak belajar pada sulungku tentang percaya diri, dan keberaniannya. sejak taman kanak kanak sampai SD kelas 2 di jepang,Said jadi anak yang berbeda sendiri disekolah(orang asing dan muslim ), tapi selalu riang ,banyak teman dan baik hati (ini kata teman2 disekolahnya ^_^) . Ketika teman jepangnya ke rumah,Said dengan percaya diri sholat dhuhur ditungguin temannya karena said selalu bilang .."oinori suru kara ,matte te ne!!"("berdoa/sembahyang dulu tunggu ya!!")....sampai temanya berujar" sedang apa kamu??" " berdoa??" ""siapa yang mati??" hehe..emang kalo orang jepang berdoa ke arwah leluhurnya ^_^ .

Pun setiap hari ketika dulu harus menenteng kotak makanan bekal makan siangnya,selama 2 tahun pertama masuk SD jepang. Aku Lihat betapa banyak "cantelan" barang bawaan dihari Senin (catelan itu adalah = tas uwabaki/sepatu kelas,tas taikuki/seragam OR,tas otouban no fuku/baju tugas dan tas buku/hon bukuro ditambah o bentou/kotak makanan ..)Dan tas Randoseru di punggung.Semoga beban itu sebagai latihan, fisikmu menjadi kuat.

Alhamdulillah di Niigata, Ikarashi shyougakko mengganti menu untuk muslim...sedikit bisa mengurangi beban bawaan ke sekolah juga tanggungan umminya masak o bentou ^_^

Sebentar lagi Said naik kelas 4 SD jepang semoga tetap istiqomah dan penuh semangat ya anakku sayang...yakinlah Allah selalu melihat usaha hambaNya ...semoga Said tumbuh sehat ,cerdas , shaleh, kuat jasmani ruhani dan selalu bersemangat

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

foto:said n kelompok hapyou kamisibai (cerita bergambar)

Rabu, 12 Maret 2008

tahu goreng tepung

Rating:
Category:Other
bila kangen makan tempe mendoan,tapi gak ada tempe kedelai ,inilah yang kami hidangkan:

bahan :
tahu yg berkulit/aburaage yg tebal
tepung terigu
air
minyak goreng

bumbu:
garam,merica,bawang putih,kunyit bubuk,ketumbar bubuk,dashi/sari ikan

potong2 tahu,persegi panjang.
gerat gera tsedikit dg pisau. sisihkan.
haluskan bawang putih.garam,merica ketumbar bubuk dan dashi. ,setelah halus dan tercampur tambahakan air sedikit ..celup tahu satu persatu ke dlm bumbu, sedikit ditekan tekan sisihkan.

sisa air bumbu kita campur dengan tepung terigu aduk2 sampai mendapatkan adonan kental(tambah air lagi dan garam dan merica bila perlu) tambahkan bubuk kunyit sampai warna adonan menguning.

panaskan wajan dg minyak secekupnya, setelah panas masukkan tahu yg terlebih dulu dicelupkan dlm adonan tepung.

goreng hingga matang dan angkat.

bisa dimakan dg cabe/saos sambel sbg cemilan ,bisa buat lauk makan nasi dengan sambel bawang.

Selasa, 11 Maret 2008

tahu horensho

Rating:
Category:Other
ini masak cepat saji ala ummi tuk sarapan pagi

bahan:
tahu tanpa kulit/yaki tofu 1 pak
horengsho/bayam jepang 2 kuntum
telur 2 butir
bawang bombai besar 1/4
bawang putih 1 siung
saus tiram 1sendok besar/sdm
tsuyu 2 sendok besar/sdm
garam dam merica secukupnya
bubuk hondashi / sari ikan
sedikit minyak goreng

cara:
bawang bombai iris tipis,bawang putih iris tipis
tahu potong kotak kira-kira 3x3 cm
horensho iris 1cm, telur kocok sebentar
panaskan wajan dg sedikit minyak utk menumis,masukkan bawang putihdan bawang bombai ,tumis hingga harum.
kemudian masukkan tahu,dan bumbu tsuyu,saus tiram,aduk aduk sebentar,masukkan telur kocok,diamkan sebentar hingga telur sedikit mengeras/ 1/2matang lalu aduk, kemudian masukkan horensho,aduk tambahkan garam dan merica sesuai selera,dan hon dashi/ bubuk sari ikan sedikit.
aduk hati-hati jangan sampai tahu hancur ^_^
sajikan hangat.



dapur ummi




album foto masakan umminya said...sebelum habis dan kebetulan kamera siap dipakai jeprat -jepret.^_^

sebagian ummi tulis resep di kolom reviews dan kolom recipe

gyu don ala dapur ummi

Rating:
Category:Other
Bingung lihat daging beku sekilo ^_^, coba direbus aja dipanci besar dengan air secukupnya. Pilih daging yang empuk dan iris-iris tipis, secukupnya untuk menu makan malam. sementara daging yang masih dipanci bisa untuk menu menu selanjutnya ^_^


bahan:
daging iris tipis 200gr
bawang bombai ukuran besar 1/2 ,iris tipiskira-kira setebal 1/2 cm
tsuyu merk ninben 2 1/2 sendokbesar
kecap manis indonesia 1 1/2 sendokbesar
garam secukupnya
merica secukupnya
minyak goreng utk menumis

cara masak:
tumis dulu bawang bombai hingga harum masukkan daging,tsuyu,garam dan merica aduk-aduk hingga warna daging rata.

angkat sajikan hangat.
untuk 3 orang dewasa



jangan marah

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah.

(Riwayat Bukhori )

==

==============================================================

sudah berkali kali ummi bilang ke anak anak, kalo di dalam rumah jangan berlari lari, karena sudah malam dan bisa mengganggu tetangga bawah ,tapi dasar anak anak ,pesan selalu harus diulang-ulang sampai volume suara ummi sedikit meninggi dan kepala nyut-nyutan

akhirnya ummi curhat ke abinya anak2 :

ummi: "bi tadi habis buka puasa trus  malah jadi pening ya.. kok pingin marah aja dg anak-anak.....ini pening darah tinggi kali yak???

abi: "bukan mi...itu darah rendah kok"(sambil senyam senyum)

ummi:" biasanya kan ...yang darah tinggi suka marah??"

abi: "kalo darah tinggi....marahnya lebih dari yang tadi

ummi: "hah.!!!!..." kaget bin bikkuri

astaghfirullahal'adzim

alhamdulillah dapat satu nasihat.

Selasa, 04 Maret 2008

tanjokai 3 gatsu




Pesta ulang tahun bulan 3 tsubasa youchien.
ini hasil jepretan abi dan ummi ^_^

Episode Salman Tanjokai

Sudah menjadi agenda tiap tahun, bila anak masuk sekolah taman kanak -kanak di jepang, kami orang tua menghadiri tanjokai dibulan kelahiran anak kami.

Sebenarnya tidak menjadi kebiasaan kami dan keluarga kami merayakan ulang tahun. Karena memang gak ada ajarannya dalam agama Islam.  Ulang tahun  lebih tepat  sebagai sebuah peringatan dari Nya. Tapi bagi anak-anak mungkin belum bisa mengerti dengan baik apa arti "muhasabah"dan instrospeksi.( biar kami orangtuanya yg lebih dulu instrospeksi) 

Begitu pula sabtu kemaren(1 maret2008 ) di tanjokai tsubasa  youchien , ulang tahun identik dengan strawberi cake, coklat cake . Kesempatan menyaksikan langsung  anak anak di kelas Salman , kami bisa belajar dari anak kami akan ketaatan,perbedaan dan kesabaran.

Setelah acara panggung selesai , kami dipersilakan masuk kelas "bara", ruang kelas dimana salman dan teman temannya belajar dan bermain bersama.  Maret ini hanya Salman sendiri yg berulang tahun di kelas bara. Jadi Salman adalah anak termuda di kelas . Maret adalah bulan terakhir tahun ajaran  di jepang.

Di dalam kelas  teman-teman Salman sudah menunggu,karena mereka lebih dahulu masuk kelas sementara Salman melepas kostum pentas dahulu dan bersama kami ortunya masuk kelas kemudian. Tampak di depan kelas nampan berisi strawberi coklat cake sejumlah anak di kelas...ooh tunggu.!!.bukan !!...ada dua yang berbeda. Dua piring kecil berisi buah buahan.

Kami tahu  ..dua piring itu disediakan khusus untuk Salman-kun dan Tsbita-chan temen sekelas Salman, muslim dari Indonesia.  Bukan diskriminasi atau dianggap anak tiri.. .... karena kami orang tua muslim sudah berpesan kepada pihak sekolah bahwa kami dan anak anak kami tidak makan makanan yg mengandung babi dan turunannya juga sake dan sebangsanya. di jepang sangat sulit mencari cake yang bebas wine/alkohol dan gelatin yg mengandung lemak babi. Jadi pihak sekolah selalu menyuguhkan hidangan yang aman(baca -halal) untuk anak anak kami.

Sudah setahun Salman setiap bulan hadir di tanjokai, selalu bersabar menerima perbedaan hidangan , dan tetap taat pada pesan ummi dan abi juga Allah SWT tentu nya.kami melihat Salman dengan ceria  melahap habis buah -buahan dipiring kecilnya, tanpa sedikitpun ingin memakan cake yang disantap teman teman sebangkunya.

 Hal yang berbeda dengan ketika kami dulu hadir di tanjokai Said sulung kami, karena dahulu Midori yochien, Fuchu shi,Tokyo dimana  Said belajar, hanya membagikan senbe/kerupuk/panganan kemasan yg langsung bisa dibaca komposisinya di bungkus plastiknya. untuk menggantinya pun mudah ,tinggal beli krupuk di kombini atau bawa dari rumah.Said kecil pun bersabar tidak memakan oyatsu , menghampiri kami dan bertanya "bolehkah"  jajanan ini dimakan? "

Setiap hadir di acara sekolah anak anak kami,tak terasa mataku ini tiba tiba basah,karena haru yang menyelinap didalam hatiku,banyak hal yang bisa kami ambil pelajaran dari kunjungan ke sekolah anak. Ini hanya sepenggal kisah pendek menghantar anak  melewati jalan panjang kehidupan dunia menuju akhirat yang abadi.

************************************************************************************************::

Untuk menyiasati agar anak anak kami  tidak rendah diri dan tetap percaya diri dalam perbedaan dan tetap bangga akan keislamannya , kami sediakan ganti cake  made in ummi di rumah.namanya juga anak-anak, pastilah ada rasa ingin juga makan cake seperti teman temannya.

 

********************************************************************************************: 

 sedikit percakapan ummi dan salman:

ummi: salman makan buah ya tiap tanjokai

salman:iya

ummi:salman gak ingin makan cake?

salman:keki ni jeratin ga haite datte, sensei yutta.(dalam cake ada gelatin katanya,bu guru bilang tadi)

ummi:ooh cake nya ada gelatinnya ya...

salman: ummi no keki noho ga oishi yo (keki buatan ummi lebih enak loh )

ummi:hontou??( benar)(dlm hati: alhamdulillah.....)

*****************************************************************************************::

tanjokai=pesta ultah

yochien=sekolah taman kanak kanak

bara= mawar (nama bunga)

midori=hijau(nama TK said dulu)

tsubasa= nama burung (nama TK salman)

oyatsu=  makanan jajanan/cemilan