Kamis, 21 September 2006

Terima kasih ibu

Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?" Beliau menjawab, "Ibumu! Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab lagi, "Ibumu!" Ia balik bertanya, "Siapa lagi?" Rasul kembali menjawab, "Ibumu!" Ia kembali bertanya, "Lalu siapa lagi?" Beliau menjawab, "Bapakmu!" (Dikeluarkan oleh Asy-Syaikhani (Bukhari-Muslim


****************************************************************************************************************:



 Ibu mengandung aku dengan susah payah dan lemah yang bertambah tambah. Ketika hari kelahiran tiba, ibu berjuang bertaruh nyawa. Ketika tangisanku terdengar , rasa sakit hilang seketika. Tapi ini belumlah akhir dari perjuangan dalam hidupnya. Aku bayi kecil lemah, membutuhkan kasih sayang dan perawatannya, agar aku tumbuh  sehat dan kuat. Masa awal kehidupan bayiku, waktu sang ibu begitu tersita, selalu terjaga di setiap tangis buah hatinya. Tutur kata sang ibu terus dijaga,  agar aku si kecil  ikut menirunya. Ibu selalu dekat dengan aku si kecil diusia balita. Dibimbing aku si kecil  berbicara, berjalan dan bermain bersama.


ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya dan menyapihnya dalam tiga puluh bulan..." (Qs. Al-Ahqaf [46]: 15).

Ibu, masih kuingat selalu kesabaranmu waktu satu persatu adik ku lahir kedunia, kau sambut selalu dengan kebahagiaan, senyumanmu  selalu mengembang, walau dirimu selalu dikerumuni balita, yang tentu saja penuh rengekan, tangisan, pertengkaran diantara kami anak-anakmu. Kesabaranmu diuji dengan  sedikit kenakalan kanak-kanak kami waktu itu. Cubitan kecil dan laranganmu bukan berati ibu benci padaku, tapi begitu cintanya ibu dengan ku, bukti perhatian ibu padaku, agar aku selalu berbuat kebaikan dan kebenaran.


Cubitan ibu masih kurasa, ketika aku merengek ingin sebuah liontin di etalase samping kasir di sebuah toko, liontin berbentuk' palang' itu tidak untukku karena aku beragama Islam. Kau tanamkan kebanggaan padaku akan agamaku.Jilbab kecil untukku  kau siapkan ketika ku berangkat sekolah sore.Selepas maghrib ibu menuntunku membaca kitab agamaku,terbata-bata aku mengejanya,ibu menyuruhku mengulang ulang bacaanku, air mata memenuhi kelopak mataku hingga aku tidak bisa melihat tulisan arab kala itu.Kita pasti tersenyum bersama bila mengingat kejadian itu.


Dalam masa remajaku ibu selalu dekat denganku, tempat aku bercerita segala apa yang menjadi pikiranku, anganku diwaktu itu. Ketika pilihanku kutetapkan tuk selalu berhijab, ibu sangat mendukungku. Tiba waktu menuntut ilmu di lain kota, aku menjadi mahasiswi disebuah perguruan tinggi,nasehat ibu selalu kusimpan dihati.Sehingga aku bisa menjaga diri walau  tidak setiap hari berjumpa denganmu.


Senyuman ibu masih kuingat selalu, ketika kau hantarkan aku ke pelaminan. Kau lepas aku  dengan keikhlasan. Doa ibu selalu terkirim untuk kebahagiaanku dan keluargaku. Kasih ibu sepanjang masa,ibu lambang keabadian cinta. Aku pun kini sudah menjadi ibu dari beberapa cucumu.Terimakasih ibu  akan bimbinganmu.


::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::


tuk setengah abad ibunda tercinta



"Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulahkembalimu" (Qs. Luqman [31]: 14).


"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan hendaklah rendahkan dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (dahulu)" (Qs. Al-Isra' [17]: 23-24).

4 komentar: